Anak
remaja di zaman sekarang sudah sangat memprihatinkan. Di zaman sekarang remaja
lebih mementingkan perkataan dari sang kekasih dibandingkan dengan nasehat dari
orang tua. Disaat mereka gembira mereka cenderung ingat sang kekasih dari pada
orang tua, sedangkan di waktu mereka bersedih mereka ingat kepada orang yang
melahirkan dan membesarkan mereka. Padahal mereka tahu bahwa “Surga berada di
telapak kaki Ibu”. Tapi mengapa anak remaja di zaman sekarang masih mementingkan
Pacar dibandingkan orangtua ? .
Apakah Orang tua yang salah dalam mendidik
atau memang anak remaja sekarang yang memang sudah tidak bisa dikendalikan.
Hanya diri sendiri yang mampu menjawabnya. Bahkan berita di media cetak maupun media
televisi tidak sedikit anak membunuh orang tuanya lantaran hanya masalah sepele
saja. Bahkan di Jember sendiri ada anak yang memenjarakkan ibunya sendiri
lantaran hanya menebang pohon miliknya. Sudah dapat diartikan bahwa zaman
sekarang ini bisa disebut sebagai “Zaman Jahiliyah Modern”.
Mengapa
disebut sebagai Zaman Jahiliyah Modern ? Hal itu disebabkan karena banyak
perilaku yang mencerminkan perilaku di zaman jahiliyah dahulu. Perilaku yang
dimaksud adalah Kedurhakaan anak kepada orang tuanya, pemimpin yang tidak amanah,
judi dimana-mana, pelecehan seksual yang setiap hari kita lihat, dan
perilaku-perilaku lainnya. Itulah mengapa zaman modern ini disebut sebagai
“Zaman Jahiliyah Modern”.
Di
usia yang masih senja dimana anak-anak yang seharusnya bisa menikmati zaman
anak-anak, sekarang ini banyak kita temukan siswa SD yang mengikuti hal-hal
yang tidak seharusnya mereka lakukan. Seperti merokok, minum minuman keras dan
lainnya. Mereka yang seharusnya menjadi penerus bangsa, kini mereka hanya terjerumus
dalam kesesatan. Masa depan yang curam menghantui mereka. Pendidikan yang
seharusnya mereka tempuh kini mereka tinggalkan. Perkelahian antar pelajar pun
terjadi di mana-mana. Lantaran hanya berawal dari masalah yang tidak begitu
penting, yaitu hanya masalah sang kekasaih. Sekarang ini pacaran sudah bisa
dikatakan sebagai “Budaya” bagi anak sekolah. Bagi anak sekolah pacaran
merukapan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh semua siswa. Begitu juga dengan
alat komunikasi seperti “Handphone”.
Di
zaman modern ini, siapa yang tidak punya handphone ?, paling-paling hanya
orang-orang yang sudah tua yang tidak mempunyai handphone. Handphone sendiri
merupakan sarana bagi setiap orang yang wajib dimiliki. Pelajar sekarang tidak
bisa lepas dari handphone. Satu hari tidak memegang Handphone rasanya sama
dengan satu tahun tidak memegangnya. Entah apa yang mereka lakukan dengan
Handphone tersebut. Di waktu belajar mengajar di sekolah sedang berlangsung
tidak sedikit pelajar yang bermain dengan handponenya, sedangkan gurunya
menerangkan di depan kelas. Begitu juga dengan “Sepeda Motor”. Banyak siswa
yang mengendarai sepeda motor untuk di bawa ke sekolah. Padahal mereka tidak
boleh mengendarai sepeda motor lantaran mereka belum mempunyai SIM. Apalagi di
zaman sekarang Sepeda Motor dibuat sebagai ajang Balap Motor, yang sering kita
jumpai di televisi dengan istilah “Gank Motor”.
Siapakah
yang berhak di salahkan atas semua kejadian ini ? Mau jadi apa Indonesia kelak
ini jikalau penerus bangsa yang seharusnya mengenyam pendidikan malah memilih
hal-hal tersebut ? Siapakah yang harus bertanggung jawab atas semua ini? Apakah
Pemerintah, Orang Tua atau penerus tersebut ?. Kita hanya bisa berharap semoga
kebiasaan-kebiasaan tersebut bisa dihilangkan oleh kita. Tugas kita hanya bisa
Berbenah, Berbenah dan Berbenah untuk menjadi lebih baik lagi.
By
: Mochammad Fathur Rozi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar