News and Announcements

Sabtu, 27 September 2014

Hilangnya Kemurnian Seni Hadrah



Hadrah sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Ketika Nabi Muhammad beserta rombongannya Hijrah, mereka disambut oleh kaum Anshar dengan menggunakan hadrah. Hadrah sendiri merupakan bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw yang diiringi oleh alat music rebana. Di zaman modern ini, seni hadrah sudah jarang kita jumpai. Mereka cenderung memilih lagu dangdut dan pop untuk mereka dengarkan.
Sehingga seni hadrah di zaman modern ini banyak yang dikolaborasikan dengan music dangdut. Hal itu yang membuat kemurnian hadrah sendiri hilang, karena hadrah tidak bisa disatukan dengan dangdut. Seni hadrah harus berdiri sendiri, begitu juga dengan dangdut, yang harus berdiri sendiri juga. Supaya masyarakat tahu bahwa hadrah dan dangdut merupakan dua jenis musik yang berbeda, Seni hadrah yang dulunya terdiri dari vocal dan pemain rebbana saja,  sekarang hadrah sudah ada yang pakai gendang, keyboard, gitar, drum dan sebagainya. Sehingga masyarakat hanya dapat menikmati hadrah tersebut, tanpa meresapi makna shalawatannya. Padahal shalawat harus kita lantunkan, dengarkan dan diresapi.
Tidak semua group hadrah yang meninggalkan kemurnian hadrah tersebut. Namun ada juga hadrah di zaman modern ini yang masih mempertahankan kemurnian hadrah tersebut. Contohnya Seni Hadrah “Al-Karomah” yag beralamat di Jalan Manggar Gang Pemuda No. 17, Gebang-Jember. Seni Hadrah yang di pimpin oleh Ustad Iwan Ghazali itu masih mempertahankan kemurnian hadrah. Sampai-sampai pada setiap hari Selasa Malam tepatnya pukul 08.00 diadakan “Perkumpulan Hadrah” agar seni hadrah itu tidak hilang kemurniannya dan mati.
Seni Hadrah sendiri ada 3 jenis. Pertama Seni Hadrah Al-Jiduri, kedua Seni Hadrah Al-Banjari, dan ketiga Seni Hadrah Ishari. Seni Hadrah yang dipimpin oleh Ustad Iwan Ghazali ini merupakan jenis Seni Hadrah Al-Jiduri. Sama halnya dengan music-musik yang lain, Seni Hadrah juga ada perlombaannya. Setiap bulan ramadhan atau hari-hari memasuki ramadhan selalu ada perlombaan hadrah yang diikuti oleh semua jenis hadrah. Begitu juga dengan Seni Hadrah yang dipimpin oleh ustad Iwan tersebut.
Tidak sedikit juara yang diraih oleh Group Hadrah Al-Karomah. “Sudah banyak piala yang kita dapat” kata ustad Iwan Ghazali. Group hadrah pimpinan ustad Iwan Ghazali ini sudah pernah tampil sampai di Pulau Bali. “Kami pernah dua kali diundang untuk mengahdiri acara pernikahan dan khitanan.” Kata Ayah dari satu anak tersebut. Oleh sebab itu kita sebagai umat Rasullullah, umat yang cinta kepada Rasullullah harus selalu memperbanyak shalawat, dan mengikuti sunnah-sunnah Beliau. Kita harus menjaga kemurnian Hadrah, Karena Hadrah dan dangdut merupakan dua jenis yang berbeda. Sama halnya dengan Air bila dicampur dengan Minyak. Tidak akan pernah manyatu tetapi selalu berdampingan.

Penulis : Mochammad Fathur Rozi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Music