Hadrah
sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Ketika Nabi Muhammad beserta
rombongannya Hijrah, mereka disambut oleh kaum Anshar dengan menggunakan
hadrah. Hadrah sendiri merupakan bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw yang
diiringi oleh alat music rebana. Di zaman modern ini, seni hadrah sudah jarang
kita jumpai. Mereka cenderung memilih lagu dangdut dan pop untuk mereka
dengarkan.
Sehingga
seni hadrah di zaman modern ini banyak yang dikolaborasikan dengan music
dangdut. Hal itu yang membuat kemurnian hadrah sendiri hilang, karena hadrah
tidak bisa disatukan dengan dangdut. Seni hadrah harus berdiri sendiri, begitu
juga dengan dangdut, yang harus berdiri sendiri juga. Supaya masyarakat tahu
bahwa hadrah dan dangdut merupakan dua jenis musik yang berbeda, Seni hadrah
yang dulunya terdiri dari vocal dan pemain rebbana saja, sekarang hadrah sudah ada yang pakai gendang,
keyboard, gitar, drum dan sebagainya. Sehingga masyarakat hanya dapat menikmati
hadrah tersebut, tanpa meresapi makna shalawatannya. Padahal shalawat harus
kita lantunkan, dengarkan dan diresapi.
Tidak
semua group hadrah yang meninggalkan kemurnian hadrah tersebut. Namun ada juga
hadrah di zaman modern ini yang masih mempertahankan kemurnian hadrah tersebut.
Contohnya Seni Hadrah “Al-Karomah” yag beralamat di Jalan Manggar Gang Pemuda
No. 17, Gebang-Jember. Seni Hadrah yang di pimpin oleh Ustad Iwan Ghazali itu
masih mempertahankan kemurnian hadrah. Sampai-sampai pada setiap hari Selasa
Malam tepatnya pukul 08.00 diadakan “Perkumpulan Hadrah” agar seni hadrah itu
tidak hilang kemurniannya dan mati.
Seni
Hadrah sendiri ada 3 jenis. Pertama Seni Hadrah Al-Jiduri, kedua Seni Hadrah
Al-Banjari, dan ketiga Seni Hadrah Ishari. Seni Hadrah yang dipimpin oleh Ustad
Iwan Ghazali ini merupakan jenis Seni Hadrah Al-Jiduri. Sama halnya dengan
music-musik yang lain, Seni Hadrah juga ada perlombaannya. Setiap bulan
ramadhan atau hari-hari memasuki ramadhan selalu ada perlombaan hadrah yang
diikuti oleh semua jenis hadrah. Begitu juga dengan Seni Hadrah yang dipimpin
oleh ustad Iwan tersebut.
Tidak
sedikit juara yang diraih oleh Group Hadrah Al-Karomah. “Sudah banyak piala
yang kita dapat” kata ustad Iwan Ghazali. Group hadrah pimpinan ustad Iwan
Ghazali ini sudah pernah tampil sampai di Pulau Bali. “Kami pernah dua kali
diundang untuk mengahdiri acara pernikahan dan khitanan.” Kata Ayah dari satu
anak tersebut. Oleh sebab itu kita sebagai umat Rasullullah, umat yang cinta
kepada Rasullullah harus selalu memperbanyak shalawat, dan mengikuti
sunnah-sunnah Beliau. Kita harus menjaga kemurnian Hadrah, Karena Hadrah dan
dangdut merupakan dua jenis yang berbeda. Sama halnya dengan Air bila dicampur
dengan Minyak. Tidak akan pernah manyatu tetapi selalu berdampingan.
Penulis : Mochammad Fathur Rozi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar